Simbah Bijak

Bukan bermaksud mengabaikan sebuah orisinalitas. Karena sesungguhnya semua hal yang terjadi didunia ini adalah sebuah pengulangan pengalaman-pengalaman yang tanpa kita sadari. Untuk, itu jika ada yang berminat dan mengutip tulisan ini Saya persilahkan. Tapi harus selalu kita ingat, bahwa pengekor hanyalah sebatas ekor. Tak bisa sampai ke kepala

salam,
simbah

19 Januari 2009

Gairah Sorang Sahabat

Hari ini saya bertemu seorang teman semasa kuliah di Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Ahyarudin namanya, yang biasa kami panggil cukup dengan ahyar saja. Sebenarnya tidak ada yang istimewa pada dirinya, baik penampilan maupun prestasinya semasa kuliah. Namun pertemuan yang kembali terjadi setelah sekian lama ternyata sempat menggugah kesadaran akan pentingnya sebuah Gairah. Ya..semangat yang begitu menggebu.

Selepas kuliah, sekitar 5 atau 6 tahun yang lalu, Ahyar diterima bekerja disebuah perusahaan obat-obatan pertanian. Sebagai seorang formulator, yaitu orang yang bekerja sebagai reprentasi perusahaannya dalam menjelaskan kelebihan-kelebihan produknya ke pemakai secara langsung dalam hal ini petani. Tujuannya adalah membentuk brand image pada para petani tentang produk mereka. Hal tersebut tentu saja mempunyai tujuan akhir, yaitu mendongkrak penjualan. Bengkulu, tepatnya Manna, Kabupaten Bengkulu Utara menjadi lokasi sebagai medan pertempuran untuk menguji ilmu marketing yang dimiliki oleh Ahyar. Dan Ahyar menerimanya.

Orang kebanyakan, mungkin akan berfikir lagi untuk menerima pekerjaan yang mengharuskan bekerja di lapangan dan di luar daerah tempat ia menetap. Kecuali jika diterima di suatu BUMN yang tunjangannya menggiurkan, mungkin akan sedikit ikhlas menerimanya. Namun ternyata ahyar menikmati hal tersebut. Sekalipun ia hanya pegawai kontrak dan seorang hanya menjadi kroco, ia enjoy menikmati pekerjaan yang diberikan kepadanya. Disela waktu luangnya ia mempraktekkan ilmunya untuk bercocok tanam dan mencari lobang lain untuk menambah pemasukannya. Tak ada cerita sedih atau ketidaknyamanan saat saling bertukar cerita melalui SMS atau telpon. Berbeda dengan cerita beberapa teman yang belum lama bekerja sudah gerah dan ingin keluar, karena sudah tidak enjoy dengan pekerjaan yang dijalaninya. Termasuk diri Saya sendiri. Dan empat tahun sudah ahyar menjalani pekerjaannya, sampai akhirnya dipindahkan kembali ke Lampung. Dan akhirnya Saya kembali bertemu dengan dia.

Ia dipindahkan ke Lampung untuk menggarap area Tanggamus. Area yang lumayan luas dan berkontur perbukitan. Terkadang ia bermalam didesa karena harus memberikan penyuluhan malam hari. Meninggalkan keluarganya di Bandar Lampung. Dari hasil obrolan yang terjadi beberapa saat dengannya, ada beberapa percakapan yang cukup berkesan, yaitu ketika Saya bertanya apakah ia masih semangat menjalani pekerjaannya, sekalipun tanpa kejelasan status? Tanpa ada keraguan sedikit pun ia berkata masih. Ia tak peduli statusnya akan berubah menjadi pegawai tetap atau tidak. Baginya selama ia bekerja masih dibayar ia akan tetap mengerjakan tugasnya.

Seperti yang sudah Saya ceritakan di awal, tidak ada keistimewaan dalam diri ahyar dalam hal penampilan dan prestasi jika itu menjadi tolok ukur sebuah nilai. namun ada hal-hal positif yang membuat ahyar menjadi istimewa saat ini. ketekunan dan keuletan seorang ahyarudin jarang dimiliki oleh orang kebanyakan. mengerjakan sesuatu tanpa merasa terbebani.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar